Ya menjaga lisan...menjaga ucapan, menjaga penjelasan. penerangan berkomunikasi dan lain sebagainya.
Lisan adalah alat untuk menyuarakan ide,gagasan, fikiran dan isi hati kita.
Lantas bagaimana lisan ini harus di jaga....?
Berikut ini beberapa penjelasan singkat terkait dengan menjaga Lisan agar tidak menyakiti orang lain.
Cara menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain
Sebagai bahan renungan kita adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله , لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم
“Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Juga beberapa penjelasan lain yang tentunya ini berkaitan dengan keyakinan kita, berkaitan dengan sikap kita berkaitan dengan akhlaq kita sebagai seorang muslim.
Oke santai saja kawan....
Tulisan ini terinspirasi dengan adanya beberapa tayangan di TV, di Youtube dan dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dengan anak, istri, teman, tetangga, dan orang-orang yang bertemu dengan kita.
Dari situ semua ada pelajaran yang Alloh berikan kepada saya, bahwa dari lisan ini bisa menimbulkan Fitnah, bisa terjadi peperangan, bisa terjadi perpecahan, bisa terjadi pembunuhan, bisa terjadi konflik dan permusauhan dan hal-hal negatif lainnya yang tentunya dapat merugikan diri kita sendiri.
Okey sebegai penguat lagi akan pentingnya untuk menjaga lisan ini adalah Alloh SWT mengingatkan kepada kita bahwa :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)
Qotadah menjelaskan ayat di atas, “Janganlah kamu katakan ‘Aku melihat’ padahal kamu tidak melihat, jangan pula katakan ‘Aku mendengar’ sedang kamu tidak mendengar, dan jangan katakan ‘Aku tahu’ sedang kamu tidak mengetahui, karena sesungguhnya Allah akan meminta pertanggung-jawaban atas semua hal tersebut.”
Ibnu katsir menjelaskan makna ayat di atas adalah sebagai larangan untuk berkata-kata tanpa ilmu. (Tafsir Ibnu Katsir)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakanlah perkataan yang baik atau jika tidak maka diamlah.”(Muttafaqun ‘alaihi)
Imam Asy-Syafi’i menjelaskan makna hadits di atas adalah, “Jika engkau hendak berkata maka berfikirlah terlebih dahulu, jika yang nampak adalah kebaikan maka ucapkanlah perkataan tersebut, namun jika yang nampak adalah keburukan atau bahkan engkau ragu-ragu maka tahanlah dirimu (dari mengucapkan perkataan tersebut).” (Asy-Syarhul Kabir ‘alal Arba’in An-Nawawiyyah).
Sumber: https://muslimah.or.id/4590-manisnya-buah-menjaga-lisan.html
Sebagai pelajaran berikut ini salah satu Video yang menjadi Trending saat ini, saat tulisan ini di publikasikan, mangga silahkan simak dan hikmah apa yang perlu kita semua ambil dari penjelasan dan topik dalam tulisan ini.
Demikian catatan hari ini tentang cara menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain. yang sedang terlintas dalam fikiran dan terwujudkan dalam ketikan jemariku . mudah-mudahan bermanfaat buat kita semua. Amin
Banner Ads